Trakeostomi: Jalan Napas Darurat yang Menyelamatkan Nyawa

Dalam kondisi medis yang kritis, setiap detik sangat berharga, terutama ketika jalan napas seseorang terganggu. Salah satu prosedur medis yang dapat menyelamatkan nyawa dalam situasi darurat adalah trakeostomi. Ini adalah tindakan bedah yang menciptakan jalan napas alternatif, memungkinkan pasien untuk bernapas ketika jalur pernapasan normal tersumbat atau tidak berfungsi dengan baik.

Trakeostomi melibatkan pembuatan lubang atau sayatan kecil di bagian depan leher, tepat di bawah jakun, kemudian memasukkan sebuah tabung (kanula trakeostomi) ke dalam batang tenggorokan (trakea). Melalui tabung ini, udara dapat langsung masuk ke paru-paru, melewati area yang tersumbat di saluran napas bagian atas. Prosedur ini seringkali menjadi pilihan terakhir namun krusial untuk menyelamatkan nyawa pasien yang mengalami gangguan pernapasan parah dan akut.

Indikasi utama dilakukannya trakeostomi meliputi:

  • Penyumbatan Saluran Napas Atas: Misalnya akibat pembengkakan parah (angioedema, reaksi alergi berat), tumor di laring atau faring, benda asing yang tersangkut, atau cedera traumatis pada leher.
  • Gagal Napas Jangka Panjang: Pasien yang membutuhkan dukungan ventilator (alat bantu napas) untuk periode yang lama karena penyakit paru-paru kronis, cedera kepala berat, atau kondisi neurologis yang memengaruhi otot pernapasan. Trakeostomi lebih nyaman dan aman untuk penggunaan ventilator jangka panjang dibandingkan intubasi melalui mulut.
  • Kesulitan Membersihkan Sekresi Paru: Pasien yang tidak mampu batuk secara efektif untuk membersihkan lendir dari paru-paru, sehingga berisiko pneumonia.

Prosedur trakeostomi dapat dilakukan secara darurat di unit gawat darurat atau direncanakan di ruang operasi. Keputusan untuk melakukan trakeostomi diambil oleh tim medis yang terdiri dari dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan), anestesi, dan dokter paru, setelah mempertimbangkan kondisi klinis pasien. Meskipun prosedur ini bersifat invasif, manfaatnya dalam menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas pernapasan pasien seringkali jauh lebih besar daripada risikonya.

Pada 5 Juli 2025, dalam sebuah pelatihan penanganan kegawatdaruratan medis yang diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) untuk tenaga kesehatan di Kabupaten Bogor, Dr. Arif Rahman, Sp.THT-KL., menjelaskan, “Trakeostomi adalah prosedur krusial dalam manajemen jalan napas. Kemampuan untuk melakukan dan merawat trakeostomi dengan benar adalah keterampilan dasar yang dapat menyelamatkan nyawa dalam situasi kritis.” Setelah trakeostomi, pasien dan keluarga akan diajarkan cara merawat tabung trakeostomi untuk mencegah infeksi dan memastikan jalan napas tetap bersih.