Stres adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan, namun bagi penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi, mengelola stres bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Stres kronis dapat memicu serangkaian respons fisiologis yang pada akhirnya dapat memperburuk kondisi tekanan darah. Artikel ini akan membahas mengapa mengelola stres adalah rahasia menuju jantung yang lebih tenang dan bagaimana ini menjadi bagian integral dari perawatan tekanan darah yang efektif.
Ketika kita stres, tubuh melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini menyebabkan pembuluh darah menyempit, detak jantung meningkat, dan tekanan darah naik. Jika respons ini terjadi berulang kali atau dalam jangka waktu lama, dapat merusak pembuluh darah dan organ lainnya. Oleh karena itu, mengelola stres menjadi krusial untuk mencegah lonjakan tekanan darah dan melindungi sistem kardiovaskular.
Salah satu metode paling efektif untuk mengelola stres adalah melalui teknik relaksasi. Ini bisa berupa latihan pernapasan dalam, meditasi kesadaran (mindfulness), atau yoga. Latihan-latihan ini membantu mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, yang bertanggung jawab untuk “istirahat dan mencerna,” sehingga menenangkan tubuh dan pikiran. Sebagai contoh, sebuah program kesehatan holistik yang diadakan di Pusat Kesehatan Seimbang pada April 2025 melibatkan 40 pasien hipertensi yang rutin melakukan meditasi singkat 10 menit setiap hari. Hasilnya, setelah dua bulan, 65% peserta melaporkan penurunan tingkat stres yang signifikan dan stabilisasi tekanan darah.
Selain itu, aktivitas fisik teratur juga merupakan penawar stres yang sangat baik. Olahraga melepaskan endorfin, zat kimia alami di otak yang berfungsi sebagai peningkat suasana hati. Anda tidak perlu melakukan aktivitas berat; cukup dengan berjalan kaki cepat, bersepeda, atau berenang selama 30-45 menit beberapa kali seminggu sudah memberikan manfaat. Sebuah studi yang dipresentasikan pada Simposium Kardiovaskular Nasional di Surabaya pada 8 Mei 2025 oleh dr. Arya Wiguna, seorang ahli kardiologi, menunjukkan bahwa pasien hipertensi yang rutin berolahraga memiliki variabilitas detak jantung yang lebih baik, indikator kesehatan jantung dan ketahanan terhadap stres.
Penting juga untuk mengidentifikasi pemicu stres pribadi Anda dan mengembangkan strategi untuk menghadapinya. Apakah itu beban kerja yang tinggi, masalah keluarga, atau masalah keuangan? Belajarlah untuk menetapkan batas, delegasikan tugas jika memungkinkan, dan carilah dukungan dari teman atau keluarga. Terakhir, pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas. Kurang tidur dapat memperburuk stres dan memengaruhi tekanan darah. Dengan komitmen untuk mengelola stres melalui teknik relaksasi, aktivitas fisik, dan kebiasaan tidur yang baik, Anda dapat secara signifikan mendukung upaya perawatan tekanan darah dan menjaga jantung Anda tetap tenang dan sehat.
