Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah inisiatif vital BPJS Kesehatan untuk mengendalikan kasus Diabetes Melitus dan Hipertensi di tingkat fasilitas kesehatan primer. Puskesmas Cisauk menunjukkan komitmen luar biasa dengan mengadopsi Prolanis Terkini, berfokus pada pendekatan proaktif berbasis komunitas. Strategi ini sangat penting mengingat tingginya prevalensi kedua penyakit kronis ini di masyarakat, yang jika tidak dikelola dengan baik, dapat memicu komplikasi serius seperti penyakit jantung dan stroke. Inisiatif Cisauk menjadi model bagaimana pelayanan kesehatan primer dapat bekerja efektif.
Puskesmas Cisauk mengimplementasikan Prolanis Terkini dengan membagi peserta menjadi kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok ini rutin mengadakan pertemuan mingguan pada hari Jumat pagi, pukul 07.30 WIB, di Balai Desa fiktif “Karya Sehat.” Dalam pertemuan ini, dilakukan edukasi kesehatan yang intensif mengenai diet rendah garam dan gula, pentingnya kepatuhan minum obat, serta pemantauan tekanan darah dan kadar gula darah secara berkala. Pendekatan berkelompok ini mendorong dukungan sosial yang kuat di antara para peserta. Adanya dukungan sosial sangat membantu dalam mempertahankan motivasi dan perubahan gaya hidup.
Strategi unik Prolanis Terkini di Cisauk adalah integrasi data digital. Puskesmas menggunakan aplikasi mobile sederhana untuk mencatat hasil pemeriksaan harian mandiri dari setiap peserta. Data ini secara real-time dapat diakses oleh Case Manager fiktif, Bidan Siti Khadijah, A.Md.Keb., yang bertugas di Puskesmas. Apabila ditemukan lonjakan kadar gula darah yang tidak normal (misalnya, di atas 300 mg/dL) pada hari kerja, Bidan Siti Khadijah akan segera menghubungi peserta tersebut. Tujuannya untuk memberikan konseling atau menjadwalkan kunjungan rumah pada hari yang sama.
Keberhasilan program Prolanis Terkini di Puskesmas Cisauk ini tercermin dari data evaluasi. Laporan triwulanan yang dikeluarkan pada akhir September 2025 menunjukkan bahwa 75% peserta aktif Prolanis berhasil mempertahankan tekanan darah sistolik mereka di bawah 140 mmHg. Pencapaian ini jauh melampaui target nasional rata-rata. Keberhasilan ini tidak hanya mengurangi risiko komplikasi kesehatan di kalangan peserta. Hal tersebut juga berdampak positif pada pengurangan beban biaya klaim kesehatan jangka panjang BPJS Kesehatan.
Selain pertemuan rutin, Puskesmas Cisauk juga mengadakan kegiatan senam bersama setiap hari Minggu pagi di alun-alun fiktif “Sehat Bersama.” Kegiatan ini dipimpin oleh instruktur senam bersertifikat dan terbuka untuk seluruh masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mempromosikan aktivitas fisik sebagai bagian integral dari pengelolaan penyakit kronis. Dengan pendekatan yang terstruktur, berbasis data, dan didukung komunitas yang kuat, Puskesmas Cisauk telah menetapkan standar baru.
Inisiatif inovatif ini membuktikan bahwa pengendalian penyakit kronis di masyarakat sangat mungkin dicapai melalui kolaborasi dan pemanfaatan teknologi secara cerdas. Keberhasilan Prolanis Terkini Puskesmas Cisauk layak menjadi referensi bagi fasilitas kesehatan primer lainnya di seluruh Indonesia yang berjuang mengatasi tantangan kesehatan serupa.
