Perbedaan Sianida dan Tiosianat: Ahli Forensik di Persidangan

Dalam kasus keracunan, ahli forensik memikul tanggung jawab besar untuk menjelaskan secara detail Perbedaan Sianida (CN-) dan metabolitnya, tiosianat (SCN-), kepada hakim dan juri. Sianida adalah racun akut yang bekerja cepat, sementara tiosianat adalah hasil detoksifikasi alami tubuh terhadap sianida. Penjelasan yang tepat ini krusial untuk menegaskan sumber paparan, dosis, dan yang terpenting, interval waktu antara paparan dan kematian korban.

Sianida murni adalah agen yang sangat toksik. Mekanisme kerjanya adalah menghambat enzim sitokrom c oksidase dalam mitokondria, menghentikan respirasi seluler. Akibatnya, sel tidak dapat menggunakan oksigen, menyebabkan kematian sel yang cepat dan kegagalan organ. Toksisitas tinggi ini membuat dan tiosianat sangat penting dalam kasus keracunan yang disengaja dan cepat.

Ketika sianida masuk ke dalam tubuh, sebagian besar dengan cepat diubah menjadi tiosianat di hati melalui enzim rhodanese. Tiosianat jauh lebih tidak beracun dan diekskresikan perlahan melalui urin. Konsentrasi tiosianat dalam tubuh oleh karena itu dapat mengindikasikan paparan sianida yang terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama, membedakannya dari kasus paparan akut.

Ahli forensik menggunakan ini untuk menentukan waktu paparan. Jika tingkat sianida tinggi dan tiosianat rendah, ini menunjukkan keracunan akut dan kematian yang cepat. Sebaliknya, jika tingkat tiosianat tinggi, ini mungkin menunjukkan paparan sianida berulang dosis rendah atau paparan dalam jangka waktu yang lebih lama.

Selain itu, tiosianat juga dapat berasal dari sumber non-sianida. Merokok, misalnya, secara signifikan dapat meningkatkan kadar tiosianat dalam darah dan urin seseorang. Oleh karena itu, ahli harus mempertimbangkan riwayat hidup korban untuk temuan. Kegagalan menjelaskan ini dapat menyebabkan kekeliruan fatal di pengadilan.

juga menjadi penting untuk menentukan modus operandi. Sianida yang ditemukan dalam kadar tinggi menandakan konsumsi atau injeksi dosis mematikan. Sementara kadar tiosianat yang tinggi dapat mengarah pada kemungkinan paparan kronis melalui inhalasi atau asupan berulang dalam dosis sub-letal yang bertujuan meracuni korban secara bertahap.

Dalam persidangan, penjelasan ahli forensik harus sederhana dan mudah dicerna oleh orang awam. Mereka harus mampu menjelaskan bahwa sianida adalah “peluru” dan tiosianat adalah “selongsong” sisa yang menunjukkan proses telah terjadi, membantu hakim memahami bukti ilmiah dengan jelas.

Kesimpulannya, dan tiosianat adalah elemen kunci dalam toksikologi forensik. Analisis kadar keduanya memberikan gambaran waktu dan jenis paparan yang akurat. Keahlian forensik dalam mempresentasikan data ini adalah penentu dalam menegakkan keadilan dan mengklarifikasi penyebab kematian.