Diabetes Melitus Tipe 2 adalah salah satu penyakit kronis dengan prevalensi tertinggi di dunia, dan seringkali ditemui adanya pola penyakit yang berulang dalam satu garis keturunan. Memahami Risiko Genetik adalah langkah fundamental dalam pencegahan dan manajemen gula darah tinggi, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat diabetes dalam keluarga inti. Adanya riwayat diabetes di keluarga tidak berarti nasib Anda sudah pasti; ini berarti Anda membawa kerentanan genetik yang menuntut kewaspadaan dan modifikasi gaya hidup yang lebih ketat. Dengan Memahami Risiko Genetik yang diwariskan, kita dapat mengambil tindakan proaktif jauh sebelum gejala klinis muncul.
Risiko genetik diabetes Tipe 2 sangat kompleks karena melibatkan kombinasi banyak gen (poligenik) yang masing-masing memberikan kontribusi kecil terhadap kerentanan tersebut. Gen-gen ini memengaruhi berbagai fungsi, seperti kemampuan sel pankreas untuk memproduksi dan melepaskan insulin, atau sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin (resistensi insulin). Sebagai contoh, jika kedua orang tua menderita diabetes, risiko seorang anak untuk mengembangkan kondisi yang sama dapat mencapai 50%. Kerentanan ini kemudian diperparah oleh faktor lingkungan dan gaya hidup.
Memahami Risiko Genetik ini mendorong kita untuk menerapkan modifikasi gaya hidup intensif. Seringkali, anggota keluarga memiliki kebiasaan makan dan tingkat aktivitas fisik yang serupa, yang secara kolektif mengaktifkan kerentanan genetik tersebut. Kombinasi gen yang rentan terhadap resistensi insulin dengan pola makan tinggi kalori dan rendah serat adalah resep yang sempurna untuk memicu diabetes.
Langkah pertama dalam pencegahan adalah skrining dini dan teratur. Individu yang memiliki kerabat tingkat pertama (orang tua atau saudara kandung) dengan diabetes harus mulai melakukan pemeriksaan gula darah puasa (GDP) dan HbA1c lebih awal dan lebih sering dibandingkan populasi umum. Pusat Kesehatan Komunitas dan Genetik merekomendasikan skrining tahunan dimulai sejak usia 35 tahun, bukan 45 tahun, untuk kelompok berisiko tinggi ini. Jika hasil skrining menunjukkan kadar gula di batas prediabetes (HbA1c antara 5,7% hingga 6,4%), intervensi diet dan olahraga harus segera dilakukan. Dokter Spesialis Gizi Klinis menyarankan program penurunan berat badan minimal 7% dari berat badan awal dalam waktu 6 bulan, yang terbukti mengurangi risiko diabetes hingga 58% pada kelompok berisiko tinggi ini. Dengan menggabungkan pengetahuan genetik dengan tindakan pencegahan yang disiplin, kita dapat memutus rantai risiko ini dalam keluarga.
