Bagi penderita asma, inhaler penyelamat asma adalah perangkat krusial yang dapat meredakan gejala serangan secara cepat. Namun, efektivitasnya sangat bergantung pada cara penggunaan yang tepat, terutama dalam situasi darurat. Memahami langkah-langkah penggunaan inhaler penyelamat asma dengan benar adalah keterampilan vital yang setiap penderita asma dan orang di sekitarnya harus kuasai untuk memastikan penanganan yang maksimal.
Saat serangan asma terjadi, penderita mungkin akan merasa panik dan kesulitan bernapas. Ketenangan adalah kunci. Bantuan pertama adalah membantu penderita duduk tegak dalam posisi yang nyaman. Setelah itu, ambil inhaler penyelamat asma. Kocok inhaler dengan baik selama 5-10 detik sebelum digunakan. Ini memastikan obat tercampur rata. Kemudian, buka tutup mouthpiece dan periksa apakah tidak ada kotoran yang menyumbat. Pada sesi edukasi yang diadakan oleh Asosiasi Paru Indonesia pada 10 Mei 2025, ditekankan pentingnya mengocok inhaler untuk dispersi obat yang optimal.
Langkah berikutnya adalah cara menghirup obat. Penderita harus mengembuskan napas sepenuhnya. Kemudian, letakkan mouthpiece inhaler di antara bibir, rapatkan bibir di sekelilingnya. Pada saat yang sama, tekan tabung inhaler ke bawah satu kali sambil menarik napas dalam-dalam melalui mulut. Tahan napas selama 5-10 detik atau selama mungkin untuk memastikan obat masuk ke paru-paru. Setelah itu, hembuskan napas perlahan. Jika diperlukan, ulangi hirupan kedua setelah 30-60 detik. Untuk serangan asma akut, bisa diulang hingga 10 hirupan setiap menit, dengan jeda sesuai kondisi.
Penting untuk diingat bahwa inhaler penyelamat asma bekerja cepat, namun jika gejala tidak membaik setelah beberapa hirupan atau dalam waktu 5-10 menit, segera cari bantuan medis darurat. Jangan ragu untuk menghubungi nomor darurat (seperti 112 atau ambulans 118/119) atau membawa penderita ke unit gawat darurat terdekat. Informasi yang jelas tentang riwayat asma dan jumlah hirupan yang telah diberikan akan sangat membantu petugas medis. Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat pada 20 Juni 2025 seringkali mengingatkan pasiennya bahwa inhaler adalah alat bantu, bukan pengganti penanganan medis profesional jika serangan parah.
Dengan memahami cara penggunaan inhaler penyelamat asma yang tepat, penderita dapat mengelola serangannya dengan lebih efektif, dan orang di sekitarnya dapat memberikan bantuan yang krusial saat situasi darurat. Pengetahuan ini adalah bekal penting untuk menyelamatkan nyawa.
